Cruella

Puisi-puisi: Emy Suy TERIAK HUJAN hujan semakin derasdi kepala: kau bukan dapur,sumur, apalagi kasurteriaknya aku mendengartapi pura-pura tuli 2025 INSIDIOUSia berlari di lorong dikejar masa lalu
nyatanyaingatan hanyalah pintu
yang menganga ke gua gelap
di mana kenangan berbiakdan beriak–kadang berbisik– tak ada yang benar-benar nyata:
bayangan memantul dari dindingnyaketika obor menyala dari amarahku ibu, aku tak mau berlari lagi!walau…

Buah dari Luka yang Disangkal

Esai: Aris Kurniawan SEUSAI menonton film ‘Pengepungan di Bukit Duri’, yang beredar di bioskop sejak 17 April 2025, seorang kawan bertanya dengan nada menggugat, ’untuk apa mengangkat tema kerusuhan rasial antara etnik Tionghoa dan ‘pribumi’ di tengah kehidupan sehari-hari yang relatif damai antara etnis Tionghoa dan etnis mana pun di negeri ini?’  Kita bisa bertanya…

Sketsa

Cerpen: Reni Asih Widiyastuti PERTAMA kali bertemu dengannya, tidak ada yang terlalu spesial. Dia hanya duduk seorang diri, menyesap matchalatte di sebuah kedai kopi di suatu sore yang dingin. Sesekali dia merapikan rambut hitam lurusnya ke belakang telinga. Membuat hatiku berdesir karena wajahnya yang cantik. Ya, amat cantik bahkan. Ah, tetapi sayangnya kami berbeda. Aku…

Mempersoalkan “Pendek” pada Cerita Pendek (di) Indonesia 

Esai: Polanco S. Achri SEBELUM masuk pokok soalan, dan melakukan penelusuran, catatan ini menyadari, mesti mendudukkan sesuatu dulu sebagai awal. Hal tersebut adalah mendudukkan pengertian tentang cerita; sebab amat konyol, ketika hendak mempersoalkan “pendek” pada cerita pendek, tapi tak mendudukkan pengertian cerita lebih dulu. Karenanya, meski sederhana, catatan ini hendak menduduk pada pengertian: Cerita adalah…

Perempuan, Tenaga Kerja dan Sumber Daya

Esai: Septiana Wibowo PEREMPUAN masa kini sepenuhnya telah dapat melakukan apa yang mereka inginkan, termasuk dalam ranah hobi maupun pekerjaan. Semua yang dahulu hanya bisa dilakukan oleh laki-laki saja, sekarang sudah bisa dilakukan juga oleh banyak perempuan. Pada kenyataannya telah banyak perempuan yang bekerja dengan penghargaan hak maupun kewajibannya secara profesional. Tercatat dalam Badan Pusat…

“Raung Silago” Teater Lentera, Angkat Isu Ekologi

INIIBUBUDI – Jaring-jaring terbuat dari kain perca tergantung di sisi kanan, kiri, dan tengah panggung. Layar putih berukuran cukup besar yang terbuat dari kantong plastik tergantung tepat di tengah panggung. Kostum dan aksesori yang dikenakan para aktor dibuat dari berbagai jenis sampah. Ada sampah plastik, kertas, juga karet. Nama-nama tokoh pun tidak lazimnya nama manusia,…

Surat Buat Ayunda Kartini

Puisi-Puisi: Arif Khilwa Cahaya dan Bayang Sekolah Dulu,di ufuk yang masih gelapKi Hajar Dewantara, Kartini, dan para cahaya  yang bersetia menganyam mimpi di ujung fajarmenyulut obor di lorong zamanagar anak negeri tak lagi menggigil dalam gelapdan bisa menulis takdirnya sendiridengan tinta ilmu pengetahuan. Mereka dobrak gerbang-gerbang besiyang mengurung akal sehatmenyulap tembok jadi jendelaagar langit tak…

Keresahan “Bukan Kartini” Keresahan Pendidik

JEPARA, Iniibubudi – Buku Kumpulan Esai “Bukan Kartini” yang ditulis Septiana Wibowo, penulis dan guru bimbingan belajar (bimbel) bahasa Inggris kelahiran Pati yang besar di Jepara, telah menjadi pemantik diskusi mengenai problematika dunia pendidikan, terutama pendidikan dasar. Buku ini telah menyulut perbincangan yang seru dan berhasil mengangkat persoalan nyata yang dihadapi oleh para guru di…

“Air Mata Air” – Film sebagai Cermin Kesadaran dan Ruang Refleksi

Esai: Imam Khanafi ANGIN lembut menyusup di sela-sela rumpun bambu yang menjulang tenang. Daun-daun tipisnya sesekali bergesekan, menimbulkan suara lirih seperti bisikan yang menjaga kesunyian senja. Di bawah teduhnya, puluhan orang duduk rapi di atas kursi bambu yang disiapkan panitia. Tidak ada deretan bangku empuk, tidak ada pendingin udara—hanya suasana alami yang terasa hangat sekaligus…

Rumpun Bambu, Film dan Hujan

Esai: Asa Jatmiko REJOSARI Sabtu siang (17/5), orang-orang dari berbagai penjuru daerah mulai berdatangan. Mereka adalah para peserta Festival Film Anak Bangsa (FFAB) yang filmnya masuk nominasi. Ada yang datang dari Klaten, Yogyakarta, Semarang, Jepara, Pati, kemudian ada juga komunitas film dari Tangerang, dan juga kota-kota lain. Belum lagi teman-teman dari Kudus, kelompok teater dan…

Para Pemenang FFAB 2025

FESTIVAL Film Anak Bangsa (FFAB) 2025 yang telah berlangsung, diikuti oleh 157 peserta dari seluruh Indonesia. Dari keseluruhan peserta tersebut, dilakukan kurasi tahap pertama yang menitikberatkan pada kelengkapan administrasi dan kesesuaian tema. Dari sini lolos 36 judul film peserta. Para juri yang terdiri dari: Rendra Bagus Pamungkas, Fanny Chotimah dan Asa Jatmiko kemudian melakukan penilaian…