INIIBUBUDI – Edisi Agustus 2025 Tahun I

Edisi Agustus 2025, INIIBUBUDI menayangkan esai Juli Prasetya dari Banyumas, Jawa Tengah, esai Vito Prasetyo, penulis kelahiran Ujungpandang yang saat ini berdomisili di Malang, Jawa Timur, sebuah cerpen karya Fery Yanni dari Klaten, Jawa Tengah, kemudian puisi-puisi “Simfoni No.3 Eroica” karya Alexander Robert Nainggolan penulis Tangerang, Banten. Selamat menikmati, dan teriring salam hangat. Terimakasih.

Jadwal Pertunjukan “Para Petarung”

Pentas Keliling “Para Petarung” Teater Djarum Berbeda dengan karya sebelumnya, kali ini Asa Jatmiko sebagai penulis naskah dan sutradara, membawa Teater Djarum untuk mencoba menampilkan sebuah pertunjukan yang dibumbui unsur musikal. Hal ini tentu akan menjadi pengalaman baru sekaligus tantangan. Setiap aktor memiliki tanggungjawab mewujudkan pemikiran dan tindakan karakter yang diperankannya tidak hanya melalui dialog,…

“Para Petarung” Tak Pernah Selesai Bertarung

Analisis Naskah “Para Petarung”: Kusprihyanto Namma “Para Petarung”, naskah drama Asa Jatmiko lima (5) babak yang penuh dengan intrik. Terdiri dari sepuluh pemain: Rukmi, Suli, Partiyem, Wartiyah, Martosuto, Sukeni, Karsito, Malik, Birawa, dan Den Karso. Pemilihan nama-nama tokoh Jawa, mengisyaratkan bahwa karakter Jawa bagi para pemainnya. Lemah lembut, pemalu, sopan pada sisi luarnya. Namun pada…

Kesibukan Aktor “Para Petarung”

Esai: Asa Jatmiko AKTOR mempunyai tugas utama menghidupkan tokoh atau karakter dalam sebuah lakon. Untuk dapat bermain dan memerankannya, ia harus mendekati/mengenali tokoh yang dimainkan, untuk kemudian memasuki karakter tokoh dengan seluruh perangkat yang dimiliki aktor. Baik pada kondisi dukungan artistik yang lengkap maupun minimalis, aktor menjadi pusat yang menggerakkan lakon.  Hal-hal di luar aktor,…

SARASVATI: Pelan dan Hangat Setangkup Seduhan

Esai: Imam Khanafi MALAM itu, hujan turun seolah membaca kitab-kitab langit. Deras namun lembut, deras namun penuh pengertian. Ia tidak datang untuk memisahkan, melainkan menyatukan—menjadi suara latar bagi doa-doa yang bergumam lirih di dada para hadirin. Di antara tempias dan embun yang menempel di kaca jendela, kami menyaksikan kelahiran SARASVATI bukan sebagai satu momen, tetapi…

Salinan Peristiwa dari Menonton Tiga Puluh Enam Hasil Tangkapan

Catatan: Rendra Bagus Pamungkas Saya hanya mampu menonton lima hingga enam film setiap harinya selama proses penjurian Festival Film Anak Bangsa (FFAB) 2025 berlangsung. Peristiwa menyaksikan hasil karya teman-teman peserta, bagi saya yang bekerja paruh waktu dalam industri perfilman Indonesia, menonton tiga puluh enam karya peserta sama halnya bertatapan secara intensif dengan pola kerja artistik…

“Para Petarung” Teater Djarum

Pertunjukan:📅 Sabtu, 19 Juli 2025🕢 Mulai 19.30 WIB📍 Gedung Sawunggaling – Kampus 2 UNESAd/a. Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur “Tetapi kamu tidak tahu, sama seperti pikiranmu terhadapku; tetap saja rendah dan kotor. Betapapun mereka ingin membersihkannya. Hidup yang dibayang-bayangi ketakutan, kelaparan dan kesusahan, ancaman penyakit mematikan, dan harapan-harapan yang terbakar oleh kerakusan,” pekik Partiyem,…

Kapal ke-240

Monolog: Muhammad Zaini Arsyad Sinopsis:Seorang ibu yang hidup sendiri dalam rumah yang hampir roboh. Umur yang sudah tak muda lagi mengharuskan ia berjuang lebih keras dalam kesehariannya. Hidup sebatang kara. Ia ditinggal pergi suami dan anak semata wayangnya pergi merantau ke negeri seberang. Hari-harinya diselimuti kerinduan dan kegundahan terhadap nasib anaknya. Doa selalu terpanjatkan setiap…

Kematian Kedua Nurman Gendung

Cerpen: Muhammad Lutfi Maula DUA minggu lalu, aku mendapat tugas untuk meliput suatu ritus peribadatan warga desa Gugurgunung. Sebuah upacara penyembahan kepada pohon beringin tua yang diyakini warga desa sebagai tempat bersemayam Dewa Anurma, dewa yang dipercaya selalu memberikan kesuburan bagi ladang-ladang warga desa.  Ritual itu dilakukan warga desa Gugurgunung tiap memasuki awal Tahun Naga,…

Palsu: Puisi dan Pengakuan

Esai: Bandung Mawardi POLITIK diawali miskin dan prihatin. Babak terpenting agar kemunculan tokoh berpolitik tak mendapat seribu curiga. Miskin itu penting. Hidup dengan keprihatinan sebelum jadi tokoh tenar di politik itu keharusan. Konon, penjelasan itu terdapa dalam rezim Orde Baru. Miskin menjadi takdir untuk mengerti dan memiliki kekuasaan. Pada tahun-tahun menjelang keruntuhan rezim Orde Baru,…

Reportase Rindu

Puisi-puisi: Agus Widiey Apologi Seorang Petani Kami anak petani yang tak tahu cara bercocok tanamcangkul bapak yang diwariskan nyaris kami tinggalkansawah dan ladang sudah lama tak dijamah hujansedang daun mengering, harapan patah di ranting. Jiwa kami makin karatbagai pohon yang mulai sekaratakarnya tak kuat memegang ajaran moyangpadahal sejak dulu sejuk memberikan kasih sayang. Sungguh kami…