Jepara – Teater Tukul Manfaat (Tuman) kembali menggelar pentas produksi yang ke-20, pada Sabtu (17/5) di komplek kampus Unisnu Jepara.
Teater Tuman yang merupakan organisasi mahasiswa (Ormawa) yang berfokus pada seni dan budaya terutama dibidang seni teater, dan berada dibawah naungan Fakultas Komunikasi dan Desain (FKD).
Pada pentas produksi kali ini, teater Tuman membawakan naskah lakon “Pramakarya” yang merupakan karya dari Tarisa Rahmi anggota dari Teater Tuman. Tarisa Rahmi mengungkapkan ide munculnya karyanya ini dari masalah yang ada di sekitar daerah Jepara.
“Berangkat dari konflik ekologi yang ada di Jepara tapi ini juga bersifat universal dan seumur hidup,” ungkap Tarisa.
Sementara itu, Afis Nur Mufida yang menjadi sutradara dari pertunjukkan tadi malam menjelaskan alasan dari apa yang dirinya sajikan ingin memberikan warna baru pementasan teater di Jepara.
“Sajian dari malam ini adalah tangkapan imajinasi saya, dan ingin memberikan sajian yang lebih seru dan baru di Jepara,” kata Afis yang juga mantan ketua Teater Tuman dua tahun silam.


Pertunjukkan yang berlangsung kurang lebih selama 60 menit itu berhasil membuat para penonton yang menyaksikkan tercengang, pasalnya memang yang disuguhkan tidak hanya fokus pada pertunjukkan teaterikalnya saja, melainkan dengan dimasukkannya musikal yang menambah keseruan dari cerita tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Dyva, salah satu dari ratusan penonton yang merasa sangat bahagia bisa ikut menyaksikan pentas produksi “Pramakarya”.
“Saya sangat suka dan bahagia sekali bisa nonton pementasan ini (Pramakarya), dan saya berharap Tuman akan terus berkembang dan memberikan suguhan yang menarik disetiap pementasannya,” kata Dyva yang menonton bersama dengan teman kelasnya.
Karya “Pramakarya” ini dipersiapkan selama 6 bulan, mulai dari pembuatan naskah hingga akhirnya dapat disajikan dengan ciamik, meskipun cuaca di luar hujan gerimis namun tidak menghalangi keberlangsungan pertunjukkan di Pulau Pramakarya. (FIB)