Reportase Rindu

Puisi-puisi: Agus Widiey

Apologi Seorang Petani

Kami anak petani yang tak tahu cara bercocok tanam
cangkul bapak yang diwariskan nyaris kami tinggalkan
sawah dan ladang sudah lama tak dijamah hujan
sedang daun mengering, harapan patah di ranting.

Jiwa kami makin karat
bagai pohon yang mulai sekarat
akarnya tak kuat memegang ajaran moyang
padahal sejak dulu sejuk memberikan kasih sayang.

Sungguh kami asing sendiri
sudah lama hidung tak menciumi aroma jerami
hanya aroma asap dari pabrik yang kerap memproduksi mimpi
dengan beberapa bingkai bangkai
yang menempel di gedung penuh tragedi kapitalisasi.

Yogyakarta, 2023




Skizofrenia

Aku akan bercerita kepadamu
tentang kesakitan yang menebal
di antara otot tubuh para buruh
ketika hari-hari lewat tanpa senja.

Kota beku,
udara memucat
dan langit lindap.

Adakah gerimis menuliskan sesuatu
pada bait garis aspal?
jika tidak,
tutup saja kitab-kitabmu
yang tak memberi jalan keluar dari kemiskinan.

Jangan tabah,
teruslah mengeluh.
karena keluh yang panjang
bisa jadi mengurangi angka kesedihan.

; Tuhan, apakah kesedihan dan kemiskinan berdampingan?

Yogyakarta, 2024





Reportase Rindu

Setelah melintasi
jembatan Suramadu,
sejumlah gerimis
tiba-tiba mengepungku.

Di sini,
udara makin asin,
sedang mataku merasa asing
mungkin karena kultur belum luntur.

Ibu, perkenankan aku pulang
perkenalkan aku kembali
pada hangat padi-padi.

Bertahun-tahun sunyi
yang besi itu menikamku,
dari waktu ke waktu
hingga rindu berdarah dingin
dalam diriku.

Yogyakarta, 2024





Menyambut Kekasih

Akan kami sambut kehadiran kekasih
dengan buah cinta dan baris berzanji.

Segalanya akan memuja

Mereka yang menabuh rebana, percayalah, dan berbahagialah. karena kekasih pasti membalasnya, dengan menabuh jiwa, hingga bibir ikut bergetar, menghantarkan rindu ke altar Arsy-Nya yang tenang.

Akan kami sambut kehadiran kekasih
dengan bahasa yang kami miliki.

Maka hadirlah kekasih
di zaman yang mulai redup ini,
karena kami ingin semesta menyala kembali
seperti emanasi yang melimpahkan cahaya;
dan kami menyebutnya sebagai asal mula.

Yogyakarta, 2024





Revolusi

Aku belajar
karena aku ingin
mengurangi sifat kurang ajar.

Aku percaya
revolusi masih ada
bagi pikiran yang terbuka.

; Merdeka!

Yogyakarta, September 2024




Rumit

Karena uang,
dunia banyak membuka ruang.
tapi karena kamu,
ruang dan uang hanya sekadar peluang.

Yogyakarta, September 2024


———–

Agus Widiey

Lahir di Sumenep 17 Mei. Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Menulis puisi dengan dwibahasa, Indonesia-Madura. Tulisannya tersebar diberbagai media baik lokal maupun nasional. Pernah menjadi salah satu pemenang lomba cipta puisi yang diselenggarakan Majelis Sastra Bandung (2021).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *