Gandrung Sastra: Menumbuhkan Semangat Sastra di Pati

Gandrung Sastra: Menumbuhkan Semangat Sastra di Pati Esai: Arif Khilwa Gandrung Sastra bukanlah sekadar nama, namun sebuah pergerakan yang terlahir dari kerinduan akan ruang bagi karya-karya sastra masyarakat yang perlahan telah terkikis oleh zaman. Hal ini berawal dari keprihatinan para pegiat sastra terhadap minimnya apresiasi sastra di Pati.  Acara Gandrung Sastra pertama kali digelar pada…

Merayakan Realitas Mimpi-Mimpi, Menelisik Beban Makna di Pundak Remaja

Esai: Elang Ade Iswara “DENGAN meletakkan diri di tempat orang lain, dengan menggunakan imajinasi kita untuk menaungi identitas kita sendiri, kita mampu membebaskan diri kita.“ Kalimat dalam pembuka buku kumpulan esai tentang identitas bertajuk “Dilarang Masuk” karya Orhan Pamuk yang semalam baru kubaca tiba-tiba muncul sebagai kesan yang mendominasi usai menonton pentas Teater Prima –…

Nitisemito dan Perjuangan Kretek

Esai: Edy Supratno LAHIR dan tumbuh di Kudus kulon, kretek kemudian berkembang ke Kudus wetan dan berkembang lagi ke daerah lain, seperti ke Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sumatera. Pada awal abad ke-20, selama puluhan tahun industri kretek berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Malaise yang terjadi sejak 1929 membuat perekonomian di Hindia Belanda juga terdampak….

Jagat Batin Langit

Esai Pertunjukan “Liang Langit”: Peter Devantara, SJ LANGIT itu individu yang kompleks dengan pelbagai konflik. Ia merasa tak percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Ia merasa selalu gagal dan dihakimi oleh orang lain. Ia merasa kecewa terhadap ayahnya yang dianggap terlalu dominan dan tak membiarkannya untuk menentukan dirinya. Ia merasa bersalah karena ia tak dapat memberi…

Berteman Ala Stoikisme

Esai: Septiana Wibowo BERBINCANG Stoikisme, yang mana dalam pemahamanku adalah bagaimana kita hanya berkemampuan mengontrol apa yang diri sendiri dapat lakukan, dan mulai melepaskan bagaimana orang lain bersikap kepada kita. Sebagaimana bukan merupakan tanggung jawab dari pribadi diri. Karena mereka pun yang harus mengontrol diri mereka sendiri. Maka semakin dewasa, kita akan mulai semakin memahami…

Menulis Puisi Harus Ada Keberanian, Sedangkan Membaca Puisi Butuh Kemauan

Esai: Arif Khilwa TIDAK SEMUA PENYAIR piawai menulis puisi sekaligus jago dalam membacakannya layaknya WS Rendra. Kalau sekarang kita pasti mengenal Kyai Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) ataupun Sosiawan Leak. Selain merupakan ruang lingkup yang berbeda, menulis dan membaca puisi adalah dua proses kreatif yang tidak sama. Orang yang piawai dalam menulis puisi belum tentu…

Belajar Puisi dari Puji Pistol

Esai: Arif Khilwa TERGELITIK oleh satu puisi Puji Pistols dalam buku antologi Puisi Menolak Korupsi #1 yang berjudul Reportase Puisi. Dimana merupakan salah satu klinik Iklan Layanan Korupsi yang benar-benar membuatku gelisah. Puisi dengan judul yang panjang, isinya yang singkat namun mengandung pesan mendalam bahkan sesuai realita, walau menyisakan banyak tanya. Reportase Puisi, Klinik Iklan…

“Liang Langit” – Sebuah Ruang Kosong atau Penuh Isi

Esai: Jimat Kalimasada SEBUAH PANGGUNG berlatar belakang gedung megah seperti hendak mencakar langit dengan dinding-dindingnya yang terbuat dari kaca. Di depan dinding kaca gedung tersebut, sebuah gondola menggantung dari langit, dan di dalam gondola seorang tukang pembersih kaca sedang menyelesaikan pekerjaannya. Di atas ketinggian seperti itu kanan kiri yang nampak hanyalah dinding kaca yang luas…

Menghadapi Modernisme

Esai: Septiana Wibowo PADA jaman modern ini yang semuanya serba mudah dan praktis. Justru dalam pengamatanku, kita semakin dirancang untuk tidak produktif dalam hal domestik. Terlalu banyak hal yang dipelajari dengan buru-buru dan instant. Sebagaimana dari awal kita dididik agar menjadi piawai secara akademik dan bersaing dengan klasifikasi rangking disekolah sejak kecil. Kita lebih banyak…